Kecanduan judi online telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di era digital. Dengan akses mudah melalui smartphone dan internet, lebih banyak orang terjerat dalam lingkaran kecanduan yang sulit dihentikan. Salah satu dampak paling serius dari kecanduan judi online adalah kerusakan yang terjadi pada sistem kerja otak. Namun, bagian otak mana yang paling terdampak?
1. Sistem Reward dan Dopamin: Pemicu Kecanduan
Ketika seseorang berjudi, otak mereka merespons dengan melepaskan dopamin, neurotransmiter yang berhubungan dengan rasa senang dan penghargaan. Dalam konteks kecanduan, otak menjadi terbiasa dengan lonjakan dopamin yang berlebihan setiap kali seseorang menang atau bahkan hanya berharap untuk menang. Bagian otak yang bertanggung jawab untuk ini adalah nucleus accumbens, yang merupakan bagian dari sistem reward.
Seiring waktu, otak mulai mengharapkan lonjakan dopamin tersebut, bahkan ketika tidak ada kemenangan. Hal ini menyebabkan seseorang merasa terdorong untuk terus berjudi meski mengalami kerugian, karena otak mereka telah “terprogram” untuk mencari kepuasan dari aktivitas tersebut.
2. Prefrontal Cortex: Kontrol Diri yang Melemah
Bagian lain dari otak yang terdampak oleh kecanduan judi online adalah prefrontal cortex, yang berfungsi untuk mengatur pengambilan keputusan, perencanaan, dan kontrol diri. Ketika seseorang menjadi kecanduan, prefrontal cortex mereka menjadi kurang aktif, yang berarti kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang rasional dan mengendalikan dorongan menjadi lemah.
Dalam konteks perjudian, ini berarti seseorang lebih cenderung mengambil risiko yang lebih besar, meskipun mereka tahu itu bisa merugikan mereka. Kelemahan kontrol diri ini dapat menyebabkan siklus perilaku kompulsif, di mana individu terus berjudi meskipun menyadari konsekuensi negatifnya.
3. Amigdala: Stres dan Emosi
Kecanduan judi online juga mempengaruhi amigdala, bagian otak yang berperan dalam mengatur emosi, terutama yang terkait dengan stres dan kecemasan. Ketika seseorang kalah dalam berjudi, otak mereka mungkin bereaksi dengan meningkatkan aktivitas di amigdala, yang menyebabkan perasaan stres, marah, atau cemas.
Stres ini, pada gilirannya, dapat mendorong individu untuk berjudi lebih banyak sebagai cara untuk “melarikan diri” dari perasaan negatif tersebut. Namun, alih-alih mengurangi stres, perjudian lebih lanjut justru memperburuk masalah emosional ini, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.